Selasa, 22 Maret 2011

Jika Tidak di Dunia

Assalamu'alaikum teman...
Alhamdulillah hujan kembali datang, pertanda kesuburan dan keberkahan dari Alloh SWT. Semoga hujan ini memberikan manfaat bagi kita semua, amin.
~~~~~~~~~~~~~
Siang itu terasa sangat panas. Apalagi sebagai seorang pekerja lapangan, tidak ada pilihan lain bagi Ali untuk berpacu dengan panas dan keringat yang mengucur dari balik jaketnya. 

Ali adalah seorang sales lapangan yang setiap hari mengendarai motor 4 tak keluaran tahun 1996. Aktifitasnya dimulai dari pagi sampai sore, kadang sampai malam jika target belum terkejar. Pendapatannya dalam sebulan pun juga nggak banyak, hanya 900 ribu. Tapi jika memenuhi target penjualan, dia bisa dapat sampai 1 juta beberapa ratus ribu. Untuk hidup berkeluarga dengan 1 anak umur 1 tahun, gaji "sebesar" itu hanya bisa gali lubang tutup lubang. Maklum aja, istri Ali tidak bekerja, karena harus mengurus anak dan rumah. Ali dan istrinya mengontrak sebuah rumah sederhana berukuran 8 m x 12 m dengan 1 kamar tidur, ruang tamu, 1 kamar mandi, dan dapur yang sempit. Tapi itu semua tidak membuat Ali dan istrinya mengeluh. Setiap bangun pagi, tidak lupa Ali membangunkan istrinya untuk sholat Subuh berjamaah, terkadang Ali berjamaah di masjid jika istrinya sedang "berhalangan". Selesai sholat, Ali kebagian tugas mencuci baju dan memandikan anak. Sedangkan istrinya membersihkan rumah dan menyiapkan sarapan untuk Ali dan anak mereka. Setelah memandikan anaknya, istri Ali sudah selesai membersihkan rumah dan menyiapkan sarapan. Giliran istrinya yang mengurus anak, sedangkan Ali mandi dan bersiap2 berangkat kerja. 

Setelah sarapan, Ali memanasi motor bututnya. Jika tidak dipanasi, motornya pasti mogok di jalan saat dikendarai. Sambil menunggu motornya panas, Ali sarapan pagi ditemani istri dan anaknya. Saat akan berangkat kerja, tidak lupa istri dan anaknya selalu mengantar sampai depan rumah sebelum melepas keberangkatan Ali menghadapi panasnya jalanan. Kecup mesra di kening istrinya, kecup sayang di pipi anaknya adalah pemacu semangat Ali untuk giat bekerja. Diiringi senyuman dan lambaian tangan istri dan anaknya, Ali pun memacu mengendarai motornya dan perlahan menjauh dari rumah menuju tempat kerjanya.

Di rumah, istri Ali menyiapkan bubur untuk anaknya, sebelum menidurkannya atau menggendongnya ke pasar untuk belanja kebutuhan sehari-hari. Sementara di kantor, Ali menyiapkan semua perlengkapan kerja lapangan. Mulai dari tas kain besar untuk tempat barang dagangannya, mengecek kelengkapan alat tulis, hingga mencatat rute dan target toko yang akan ditujunya. Setelah semuanya siap, Ali mengendarai motornya menyusuri jalanan yang panas. Tidak lupa berdo'a kepada Yang Kuasa agar diberi limpahan rizki yang barokah. Siang itu memang sangat panas. Kulit terasa terbakar saking panasnya. Dari toko satu ke toko lainnya, Ali menawarkan barang dagangannya yang kebanyakan adalah produk makanan kecil untuk anak2. Tidak jarang juga harus blusukan hingga ke desa2 agar dagangannya cepat habis. Jika dihitung2, dalam sehari Ali bisa menempuh rute hingga ratusan kilometer. Itu semua dilakukannya dengan ikhlas, selalu tersenyum dan tidak pernah mengeluh. Karena Ali percaya bahwa hidup ini adalah suatu proses menuju kebahagiaan. Jika kebahagiaan itu tidak didapatkannya di dunia, Ali percaya akan mendapatkannya di akhirat kelak. Prinsip itulah yang membuat Ali selalu bersemangat lagi setiap kali rasa jenuh dan capek menghampirinya. Apalagi di rumah sudah menanti istri dan anak yang sangat dicintainya. Ali akan melakukan apa saja untuk membahagiakan mereka. Tidak dengan mobil mewah, tidak dengan rumah mewah atau uang yang berlimpah. Tapi dengan kesederhanaan, dan keistiqomahan dalam mencari ridho Illahi Robbi. Itulah yang selalu ditanamkan Ali kepada istri dan anaknya, meskipun anaknya mungkin belum bisa mengerti maksud orang tuanya, namun dengan memberikan contoh yang baik, Ali dan istrinya yakin, anaknya akan tumbuh menjadi pribadi yang bersahaja kelak. 

Ali terus memacu motor bututnya di bawah sengatan matahari yang terik, tentunya tetap dengan senyum. Senyum untuk kebahagiaan istri dan anaknya, hari ini dan esok. Tidak lupa sholat ashar dan dhuhur di masjid yang ditemui di jalan, serta sesekali waktu mampir ke warung untuk makan jajanan khas rakyat dan minum segelas air putih, sekedar mengganjal perutnya hingga waktu pulang ke rumah...........Untuk makan malam bersama keluarga kecilnya di rumah kontrakannya yang sederhana.

Nabi Muhammad S.A.W bersabda:

"Barangsiapa bekerja untuk anak isterinya melalui jalan yang halal, maka bagi mereka pahala seperti orang yang berjihad di jalan Allah."  
(Riwayat Al- Bukhari) 

Abang Zen :))

Wassalamu'alaikum teman...     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar